Tanggal
23 November 2011
Di
hari ini, gw janji dan bertemu fina di Jecko Mall Puri Indah. Dia ingin menitip
lamaran kerja karena dia mau melamar kerja ke kantor gw. Di Jecko gw ditraktir
sama dia dan kita juga berbincang-bincang mengenai masalah masa lalu, seperti; kuliah,
kerja, sampai ke masalah percintaan.
Apa
yang terjadi dari perbincangan kita??? Beliau amat merasa menyesal sewaktu
kuliahnya dulu karena beliau kuliah tidak serius alias main-main. Beliau
mengaku disaat kerja dia tidak mendapatkan ilmu apa-apa yang beliau pelajari
dimasa kuliahnya dulu. Ia ingin kembali lagi di masa kuliahnya dulu dan Ia
ingin belajar serius namun itu hanya angan-angan belaka karena waktu telah
berlalu dan tak akan kembali lagi.
Dari
cerita diatas saya pernah membaca puisi Karya A. Hasjmi tentang penyesalan di
hari tua tahun 1940-an. Berikut dibawah ini isi puisinya:
Menyesal
Pagiku
hilang sudah melayang,
Hari
mudaku sudah pergi,
Sekarang
petang datang membayang,
Batang
usiaku sudah tinggi.
Aku
lalai di hari pagi,
Beta
lengah di masa muda,
Kini
hidup meracun hati,
Miskin
ilmu, miskin harta.
Ahh, apa
guna kusesalkan,
Menyesal
tua tiada berguna,
Hanya
menambah luka sukma.
Kepada
yang muda kuharapkan,
Atur
barisan di hari pagi,
Menuju
kearah padang bakti!
Nampaknya
Puisi Karya A. Hasjmi tahun 1940-an masih berlaku di zaman sekarang yang bisa
menginspirasi anak-anak muda sekarang ini. Oleh karena itu, selagi kita masih
muda, selagi kita sehat wal afiat dan selagi kita mempunyai waktu luang yang
cukup. Marilah kita berkarya, berusaha dan bekerja untuk meraih kesuksesan.
Jika
di masa lalu kita menjadi orang yang malas dan menjadi sampah masyarakat alias
orang yang tidak berguna bagi orang tua maupun bangsa ini. Maka, ubahlah pola pikir
kita, ubahlah kehidupan kita (Change your mind, change your life) sehingga kita
menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa ini.
Sobat
muda jangan kita tiru kehidupan manusia yang umurya seperti kisah rahasia umur
sapi, anjing dan monyet. Berikut saya akan menceritakan kisahnya:
Rahasia
Umur Sapi, Monyet, Anjing dan Manusia
Al
kisah di awal zaman, Tuhan menciptakan sapi, monyet, anjing dan manusia.
Berkatalah Tuhan kepada sang sapi, “Hari ini Kuciptakan engkau! Sebagai sapi,
engkau harus pergi ke padang rumput, dan bekerja di bawah terik matahari
sepanjang hari. Untuk itu, Kutetapkan umurmu adalah 50 tahun”.
Sang sapi keberatan. :Kehidupanku
akan sangat berat. Kiranya 20 tahun cukuplah buatku, dan kukembalikan kepada-Mu
yang 30 tahun.” Maka setujulah Tuhan.
Kepada Monyet Tuhan berbicara. “Hai
monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kepada engkau umur 20 tahun!”. Monyet
menjawab, “Apa? Menghibur dan membuat manusia tertawa? 10 tahun cukuplah. Nih…,
kukembalikan 10 tahun kepada-Mu”. Maka setujulah Tuhan.
Selanjutya, berbicaralah Tuhan
kepada Anjing. “Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah
majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggonggongnya. Untuk itu kuberikan
hidupmu 20 tahun!”. Sang anjing menolak. “Menjaga pintu sepanjang hari selama
20 tahun? Tidak! Kukembalikan 10 tahun kepada-Mu.” Maka setujulah Tuhan.
Terakhir, Tuhan bersabda kepada
manusia. “Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan.
Kau akan menikmatinya, dan kuberikan kepadamu umur sepanjang 25 tahun!”. Sang
manusia keberatan. “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek
Tuhan. Mari kita buat kesepakatan. Karena sapi mengembalikan 30 tahun umurnya,
lalu anjing mengembalikan 10 tahun, dan monyet mengembalikan 10 tahun umurnya,
berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75
tahun. Setuju?”. Maka setujulah Tuhan.
Akibatnya……
Pada 25 tahun pertama
kehidupan sebagai manusia dijalankan (kita makan, tidur dan bersenang-senang).
30 tahun
berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi (kita harus bekerja keras
sepanjang hari untuk menopang keluarga kita).
10 tahun
kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa (berperan sebagai monyet
yang menghibur).
Dan…10
tahun terakhir kita tinggal di rumah, duduk di depan pintu dan menggonggong
kepada orang yang lewat…………(Harefa, 2010; 158-159).
Sobat Muda, kisah di atas hanyalah
cerita fiksi belaka namun kita bisa petik hikmanya yakni janganlah kita hidup di dunia ini tanpa ada tujuan hidup, cita-cita dan
planning untuk meraih kesuksesan. Jika kisah di atas kita balik pada umur
25 tahun kita berkarya, berusaha keras untuk menggapai cita-cita atau impian
kita maka di tahun yang akan datang kita tinggal menikmati kehidupan kita bak
berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian yang artinya bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian.
Bagaimana Sobat Muda, masihkah kita
ingin bermalas-malasan dan bersenang-senang tanpa ada tujuan hidup???.