Remember 1 Years Ago

Rabu, 04 Januari 2012

| | |
Tanggal 13 Desember 2011,

Teringat setahun yang lalu pada tanggal 13 Desember 2010. Dimana pada hari itu saya ke Gedung Graha Rekso National Food jam 10:00 wib tepat untuk menemui Ian Wibisono (Manager HRD Mc Donald’s). Singkat cerita, sesampai di gedung Graha Rekso National Food lantai 5. Saya duduk di sofa merah sambil melihat tv untuk menunggu Pak Ian keluar dari ruangan kantornya.
Selang beberapa menit beliau keluar dari ruangannya dengan wajah senyum. Mungkin dengan senyumannya ini bisa menyebarkan aura positif ke saya agar saya tidak begitu tegang dan gugup bertemu dengan beliau. Beliau menunjukkan ruangan khusus untuk kita berdua berbicara empat mata.
Beliau sangat ramah dan sopan dalam menanyakan masalah ke saya. Saya ingat juga pertanyaan beliau “Why Syaid, why??, Kenapa Kamu tidak begitu bahagia kerja di Mc Donald’s??”. Saya pun menjawab dengan tenang “Karena begini Pak bla, bla, bla dan bla”. Setelah, kita berbicara yang hampir memakan waktu kurang lebih setengah jam.
Ternyata kesalahan-kesalahan saya masih bisa dimaafkan oleh Pak Ian Wibisono dan Beliau pun menawarkan kepada saya. “Syaid, Kamu mau diteruskan/dilanjutkan atau tidak di Mc Donald’s??”. Suatu keputusan yang cepat  yang harus saya putuskan hari ini dan detik ini. Tanpa berpikir panjang saya pun memutuskan untuk berhenti dari Mc Donald’s sebagai Management Trainee, apapun itu resiko dan sanksinya.  Karena saya tahu dalam diri saya, saya telah gagal untuk menjadi seorang MT di Mc Donald’s. Dan kenang-kenangan terakhir dari beliau dan Mc Donald’s adalah saya diberikan buku catatan kecil Dream Big Mc Donald’s.
Sebenarya ada banyak ilmu di MC Donald’s tentang “People Management” dan ilmu-ilmu manajemen yang diadopsi dan diakui di dunia, seperti: “ 7 Habit or Highly Effective People – Steven R. Covey dan Situational Leadership – Ken Blanchard”. Namun, keputusan adalah keputusan walau keputusan saya berani berhenti di Mc Donald’s dan berani menanggung segala resiko yang saya hadapi.

“Manusia bisa bahagia bisa tidak adalah tergantung pilihannya sendiri”. Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

testttt

Posting Komentar

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ