Hangout with Fina (senior kuliah gw) di Jecko Mall Puri indah

Rabu, 04 Januari 2012

| | |
Tanggal 23 November 2011


Di hari ini, gw janji dan bertemu fina di Jecko Mall Puri Indah. Dia ingin menitip lamaran kerja karena dia mau melamar kerja ke kantor gw. Di Jecko gw ditraktir sama dia dan kita juga berbincang-bincang mengenai masalah masa lalu, seperti; kuliah, kerja, sampai ke masalah percintaan. 
Apa yang terjadi dari perbincangan kita??? Beliau amat merasa menyesal sewaktu kuliahnya dulu karena beliau kuliah tidak serius alias main-main. Beliau mengaku disaat kerja dia tidak mendapatkan ilmu apa-apa yang beliau pelajari dimasa kuliahnya dulu. Ia ingin kembali lagi di masa kuliahnya dulu dan Ia ingin belajar serius namun itu hanya angan-angan belaka karena waktu telah berlalu dan tak akan kembali lagi.
Dari cerita diatas saya pernah membaca puisi Karya A. Hasjmi tentang penyesalan di hari tua tahun 1940-an. Berikut dibawah ini isi puisinya:

Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi,
Sekarang petang datang membayang,
Batang usiaku sudah tinggi.

Aku lalai di hari pagi,
Beta lengah di masa muda,
Kini hidup meracun hati,
Miskin ilmu, miskin harta.

Ahh, apa guna kusesalkan,
Menyesal tua tiada berguna,
Hanya menambah luka sukma.

Kepada yang muda kuharapkan,
Atur barisan di hari pagi,
Menuju kearah padang bakti!

Nampaknya Puisi Karya A. Hasjmi tahun 1940-an masih berlaku di zaman sekarang yang bisa menginspirasi anak-anak muda sekarang ini. Oleh karena itu, selagi kita masih muda, selagi kita sehat wal afiat dan selagi kita mempunyai waktu luang yang cukup. Marilah kita berkarya, berusaha dan bekerja untuk meraih kesuksesan.
Jika di masa lalu kita menjadi orang yang malas dan menjadi sampah masyarakat alias orang yang tidak berguna bagi orang tua maupun bangsa ini. Maka, ubahlah pola pikir kita, ubahlah kehidupan kita (Change your mind, change your life) sehingga kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa ini.
Sobat muda jangan kita tiru kehidupan manusia yang umurya seperti kisah rahasia umur sapi, anjing dan monyet. Berikut saya akan menceritakan kisahnya:

Rahasia Umur Sapi, Monyet, Anjing dan Manusia
Al kisah di awal zaman, Tuhan menciptakan sapi, monyet, anjing dan manusia. Berkatalah Tuhan kepada sang sapi, “Hari ini Kuciptakan engkau! Sebagai sapi, engkau harus pergi ke padang rumput, dan bekerja di bawah terik matahari sepanjang hari. Untuk itu, Kutetapkan umurmu adalah 50 tahun”.
            Sang sapi keberatan. :Kehidupanku akan sangat berat. Kiranya 20 tahun cukuplah buatku, dan kukembalikan kepada-Mu yang 30 tahun.” Maka setujulah Tuhan.
            Kepada Monyet Tuhan berbicara. “Hai monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kepada engkau umur 20 tahun!”. Monyet menjawab, “Apa? Menghibur dan membuat manusia tertawa? 10 tahun cukuplah. Nih…, kukembalikan 10 tahun kepada-Mu”. Maka setujulah Tuhan.
            Selanjutya, berbicaralah Tuhan kepada Anjing. “Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggonggongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu 20 tahun!”. Sang anjing menolak. “Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun? Tidak! Kukembalikan 10 tahun kepada-Mu.” Maka setujulah Tuhan.
            Terakhir, Tuhan bersabda kepada manusia. “Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya, dan kuberikan kepadamu umur sepanjang 25 tahun!”. Sang manusia keberatan. “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan. Mari kita buat kesepakatan. Karena sapi mengembalikan 30 tahun umurnya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun, dan monyet mengembalikan 10 tahun umurnya, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun. Setuju?”. Maka setujulah Tuhan.
    Akibatnya……
Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan (kita makan, tidur dan bersenang-senang).
30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi (kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita).
10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa (berperan sebagai monyet yang menghibur).
Dan…10 tahun terakhir kita tinggal di rumah, duduk di depan pintu dan menggonggong kepada orang yang lewat…………(Harefa, 2010; 158-159).

            Sobat Muda, kisah di atas hanyalah cerita fiksi belaka namun kita bisa petik hikmanya yakni janganlah kita hidup di dunia ini tanpa ada tujuan hidup, cita-cita dan planning untuk meraih kesuksesan. Jika kisah di atas kita balik pada umur 25 tahun kita berkarya, berusaha keras untuk menggapai cita-cita atau impian kita maka di tahun yang akan datang kita tinggal menikmati kehidupan kita bak berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian yang artinya bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.    
            Bagaimana Sobat Muda, masihkah kita ingin bermalas-malasan dan bersenang-senang tanpa ada tujuan hidup???.

0 komentar:

Posting Komentar

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ